Selasa, 09 Juli 2013

Penyakit Mata Retinoblastoma

Penyakit Mata Retinoblastoma


Pengertian

Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat ganas. Merupakan tumor ganas intraokuler yang ditmukan pada anak-anak, terutama pada anak usia dibawah lima tahun.

Etiologi
Terjadi karena kehilangan kedua kromosom sel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13q14. Bisa karena mutasi atau diturunkan. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor, yang sifatnya diturunkan. Kanker dapat menyerang salah satu mata yang bersifat somatik maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang diturunkan secara autosom dominan. Kanker bisa menyebar ke kantung mata dan ke otak melalui saraf penglihatan (Nervus Optikus).

Patofisiologi
Pertumbuhan tumor ini dapat menyebabkan metastasis dengan invasi tumor melalui : nervus optikus ke otak, sclera ke jaringan orbita dan sinus paranasal, dan metastasis jauh kesumsum tulang melalui pembuluh darah. Pada fundus terlihat adanya bercak kuning mengkilat, dan dapat menonjol. Dipermukaan terdapat neovaskularisasi dan perdarahan. Warna iris menjadi tidak normal.

Manifestasi Klinis
Gejala retinoblastoma dapat menyerupai penyakit lain dimata. Bila letak tumor di makula, gejala awal yang dapat timbul adalah strabismus. Masa tumor yang makin membesar akan memperlihatkan gejala leukokoria, tanda-tanda perasangan di vitreus yang menyerupai endoftalmitis. Bila sel-sel tumor terlepas dan masuk ke segmen anterior mata, akan menyebabkan glaukoma.

Diagnosis Banding
Fibroplasia retrolental, displasia retina, endoftalmitis nematoda, katarak, dan ablasi retina.

Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan tergantung pada klasifikasi tumor.

Untuk lebih lengkap silahkan download Askep retinoblsatom
a

Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl)

Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl)





ABSTRAK
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Boerl) merupakan tanaman obat yang sudah dikenal dansaat ini semakin diminati masyarakat. Tanaman yang berasal dari Papua berkhasiat untuk mengobati luka, diabetes, lever, flu, alergi, sesak nafas, desentri, penyakit kulit, diabetes, jantung, ginjal, kanker, darah tinggi, asam urat, penambah stamina, ketergantungan narkoba, dan pemicu kontraksi rahim.
Penelitian tentang uji aktivitas dan karakterisasi senyawa aktif terus dikembangkan, terutama aktivitasnya sebagai antioksidan yang merupakan senyawa polifenol, flavonoid, alkaloid, dansaponinSalah satu senyawa aktif yang ditemukan terdapat dalam ekstrak metanol daging buahnya yang merupakan senyawa flavonoid. Maka sangatlah perlu untuk terus digali untuk mengetahui berapa kandungan senyawa flavonoid dalam ekstrak tersebut. Untuk itu dilakukan penelitian tentang penentuan kandungan flavonoid dari ekstrak metanol daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa Scheff Boerl) menggunakan Spektrofotometri UV-Vis
Penelitian dilakukan dengan ekstraksi soxhletasi sampel daging buah mahkota dewa menggunakan pelarut metanol selama 3 - 7 jam. Senyawa non polar dihilangkan dengan ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Ekstrak metanol yang diperoleh difraksinasi dengan Kromatografi Lapis Tipis Kresgel G 60 F 254 dengan eluen fase atas n-butanol : asam asetat : air, 9:2:6(v/v). Jika pemisahan belum optimal dibuat variasi perbandingan volumenya. Fraksinasi dilakukan dengan KLT preparatif dan setiap fraksi yang diperoleh dilarutkan dalam metanol. Penentuan kandungan senyawa flavonoid secara kuantitatif dengan metode Spektrofotometri UVVis memakai standar rutin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan senyawa flavonoid pada buah masak rata-rata 1,7647 mg.L-1 atau 2,2334 mg.kg-1 atau 0,004463 % dan pada buah mentah rata-rata adalah 2,1535 mg.L-1 atau 2,7559 mg.kg-1 atau 0,005453 %.
English: Chemical structure of flavan
English: Chemical structure of flavan (Photo credit: Wikipedia)

Kata kunci : mahkota dewa, ekstrak metanol, flavonoid, spektrofotometer UV-Vis 

Aktifitas Antimikrobia Ekstrak Tanaman dari Serbia


(Mentha piperita L. x, Carum Carvi L., Petroselinum crispum (Mill.)

Aktifitas Antimikrobia Ekstrak Tanaman dari Serbia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat antimikroba dari ekstrak etanol tanaman (Mentha piperita L. x, Carum Carvi L., Petroselinum crispum (Mill.) AW NYM ex Hill., Betula Pendula Roth dan Rhamnus frangula L..) Berasal dari Serbia. Aktivitas antimikroba diuji dengan metode kertas cakram difusi dan dengan teknik microdilution terhadap enam bakteri patogen (Bacillus Cereus ATCC 10.876, Enterococcus faecalis ATCC 14506, Salmonella Choleraesuis ATCC 10708, Staphylococcus Aureus ATCC 11632, Proteus Mirabilis ATCC 12.453 dan Escherichia Coli ATCC 10536).

B. cereus adalah yang paling rentan terhadap ekstrak M. piperita, R. frangula dan B. Pendula antara mikroorganisme diuji. Ekstrak etanol Betula Pendula Roth, Mentha piperita L. x. Dan Rhamnus frangula L. telah terbukti memiliki aktivitas antimikroba kuat terhadap Bacillus Cereus, di mana konsentrasi minimum penghambatan itu 10 mg · ml-1 (Betula Pendula Roth.) Dan 50 mg · ml-1 (Mentha piperita L. x dan Rhamnus frangula L.)

Potensi antibakteri tertinggi exibited oleh ekstrak etanol Mentha piperita L. x, diikuti oleh Rhamnus frangula L. dan Betula Pendula Roth. Bertentangan dengan hal ini, ekstrak Carum Carvi L. dan Petroselinum crispum (Mill.) AW NYM. ex Bukit tidak menunjukkan efek antimikroba signifikan terhadap bakteri diselidiki.

aktifitas antimikroba aloevera barbedensis, daucus carota, officinalis emblika, madu dan grantum puica, dan penyusun formula minuman kesehatan dan salad

ABSTRAK

Tujuan: Obat tradisional India telah dipakai dalam praktek pengobatan sejak dahulu kala. Obat tradisional menghubungkan tubuh kita dengan alam untuk hidup sehat. Antimikroba alami dalam makanan bervariasi dalam keberhasilan mereka dan fungsi, toksikologi, keamanan dan mekanisme tindakan terhadap mikroorganisme. Metodologi dan Hasil: Penelitian merevitalisasi sistem obat tradisional untuk mencapai kemandirian dalam perawatan kesehatan dan kesehatan bagi semua dengan menganalisis properti antimikroba dari ekstrak air dari aloevera (Aloevera barbedensis), wortel (Daucus carota), gooseberry India (Emblica officinalis), madu dan buah delima (Punica granatum), dan untuk menilai alasan penghambatan pertumbuhan organisme patogen dengan DNA dan analisis protein. Ekstrak air menunjukkan berbagai hambatan untuk microrganisms seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Shigella flexineri dan Staphylococcus aureus. Kesimpulan arti dan dampak dari penelitian: Penelitian ini juga dirumuskan dan standar minuman kesehatan bergizi dan salad menggunakan makanan diuji dan diperkirakan umur simpan dan nilai gizi. Minuman kesehatan dan salad memiliki kandungan protein, rendah karbohidrat dan rendah lemak moderat. Terapi minuman kesehatan ini dan salad dapat digunakan untuk mengobati obesitas.

Keywords: Antimicrobial property, aloevera, carrot, amla, honey and pomegranate

Skrining fitokimia dan aktivitas antibakteri dari Citrullus colocynthis (Linn.) Schrad terhadap Staphylococcus aureus


Skrining fitokimia dan aktivitas antibakteri dari Citrullus colocynthis (Linn.) Schrad terhadap Staphylococcus aureus

Abstrak

Citrullus colocynthis (Linn.) Schrad (CCT) merupakan tanaman obat yang penting milik keluarga Cucurbitaceae. Ini adalah tanaman yang diakui dalam obat tradisional dan digunakan oleh orang-orang di daerah pedesaan sebagai antidiabetes, pencahar dan insektisida. Dalam penelitian ini, setelah skrining fitokimia CCT melalui prosedur eksperimental standar, sifat antibakteri tanaman ini dipelajari. Aktivitas antibakteri dari daun CCT dan ekstrak buah-buahan (air dan etanol) terhadap strain standard (ATCC 25923) dan rumah sakit terisolasi dari Staphylococcus aureus dari pasien pengobatan Novobiocin dievaluasi menggunakan metode difusi disk. Efek penghambatan dari ekstrak dibandingkan dengan antibiotik standar, Novobiocin. Skrining fitokimia dari CCT mengungkapkan adanya tanin, saponin, alkaloid, dan glikosida flavonoides. Ekstrak etanol menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap S. aureus lebih dari ekstrak air dan efek ini adalah dosis tergantung cara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5 mg / mL ekstrak etanol buah memiliki efek penghambatan yang sama dengan Novobiocin terhadap strain standar. Kami menyarankan salah satu komponen kimia yang ada dalam ekstrak etanol seperti alkaloid, glikosida flavonoides dan dapat memiliki efek antibakteri yang kuat bahkan lebih dari Novobiocin, terutama terhadap strain terisolasi di rumah sakit. Penelitian ilmiah memvalidasi penggunaan bahan tanaman dalam pengobatan tradisional.
Kata kunci: Citrullus colocynthis, Staphylococcus aureus, skrining fitokimia.

Phytochemical screening and antibacterial activity of Citrullus colocynthis (Linn.) Schrad against Staphylococcus aureus
Shahla Najafi1, Nima Sanadgol1*, Batool Sadeghi Nejad2, Maryam Ashofteh Beiragi3
and Ehsan Sanadgol4
1Department of Biology, Faculty of Science, Zabol University, Zabol, Iran.
2Department of Mycoparasitology, Jundishapur university of Medical Sciences, Ahvaz, Iran.
3Department of Agronomy and Plant Breeding, College of Agriculture, Zabol University, Zabol, Iran.
4School of Pharmacy, Mashhad University of medical science, Mashhad, Iran.

Abstrak

Citrullus colocynthis (Linn.) Schrad (CCT) is an important medicinal plant belonging to the family of Cucurbitaceae. It is a well recognized plant in the traditional medicine and was used by people in rural areas as a purgative, antidiabetic and insecticide. In the present investigation, after phytochemical screening of CCT through standard experimental procedure, antibacterial properties of this plant were studied. The antibacterial activity of CCT leaves and fruits extracts (water and ethanolic) against standard (ATCC 25923) and hospital isolated strains of Staphylococcus aureus from novobiocin treatment patients were evaluated using disc diffusion method. The inhibitory effects of this extracts were compared with standard antibiotic, novobiocin. Phytochemical screening of CCT revealed the presence of tannins, saponins, alkaloids, flavonoides and glycosides. The ethanolic extract showed inhibitory activity against S. aureus more than water extract and this effect was dose dependent manner. Results indicated that 5 mg/mL fruits ethanolic extract have a similar inhibitory effect with novobiocin against standard strain. We suggest one of the chemical components that exist in ethanolic extract such as alkaloids, flavonoides and glycosides can have a powerful antibacterial effect even more than novobiocin, especially against hospital isolated strains. The study scientifically validates the use of plant materials in traditional medicine.

Key words: Citrullus colocynthis, Staphylococcus aureus, phytochemical screening.

Efek Non- Terapi Caffein Pada Sistem Kardiovaskuler

Efek Non- Terapi Caffein Pada Sistem Kardiovaskuler

Efek Non- Terapi Caffein Pada Sistem Kardiovaskuler |Jurnal Farmakologi|, Setiap obat tidak luput dari efek samping . Misalnya pada penggunaan anti gatal, anti histamin chlortrimethone (CTM), pemakai akan mendapatkan efek terapi berupa berkurangnya rasa gatal ,namun mengalami efek samping berupa mulut kering , ngantuk dan sebagainya.Begitu pula dengan pengkonsumsian caffein yang memiliki efek samping dalam metabolisme tubuh. 

Farmakologi Kafein 

Kafein adalah stimulan dari sistem saraf pusat dan metabolisme, digunakan secara baik untuk pengobatan dalam mengurangi keletihan fisik dan juga dapat meningkatkan tingkat kewaspadaan sehingga rasa ngantuk dapat ditekan. Kafein juga merangsang sistem saraf pusat dengan cara menaikkan tingkat kewaspadaan, sehingga fikiran lebih jelas dan terfokus dan koordinasi badan menjadi lebih baik .


Dalam dunia kedokteran , caffein sering digunakan sebagai perangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Dalam dosis yang rendah kaffein dapat berfunsi sebagai bahan pembangkit stamina dan penghilang rasa sakit.Mekanisme kerja kaffein adalah menyaingi fungsi adenosin  (salah satu senyawa yang dalam sel otak bisa membuat orang cepat tidur). Caffein akan membalikkan semua kerja adenosin sehingga membuat tubuh tidak mengantuk. Tetapi yang muncul adalah perasaan segar. Sehingga berbagai jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung caffein sebagai bahan utamanya

Untuk Jurnal Lengkapnya silahkan Di Download.

Pengetahuan Dasar Farmakologi Klinik

Pengetahuan Dasar Farmakologi Klinik

Pengetahuan Dasar Farmakologi Klinik 


|Jurnal Farmakologi|. Termasuk juga masalah penggunaan obat didalam klinik yang harus betul-betul memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan dan pemakaian obat di klinik secara benar. Hal ini tidak lepas diperlukannya pengetahuan yang baik tentang obat yang didapatkan melalui penelitian yang benar pula. Dari permasalahan dan aspek-aspek tersebut sangatlah dibutuhkan adanya pengetahuan mengenai ilmu tentang farmakologi klinik. Sedangkan maksud dan tujuan farmakologi klinik pada prinsipnya adalah penelitian ilmiah terhadap penggunaan obat pada manusia.

Jurnal dari Kelompok kerja Farmakologi Klinik WHO-Eropa (1988) memberikan definisi farmakologi klinik merupakan "disiplin ilmu yang berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah menyatukan keahlian farmakologi dan keahlian klinik dengan tujuan akhir untuk meningkatkan manfaat dan keamanan pemakaian klinik obat".

Untuk Lebih Lengkapnya silahkan di download dan semoga bermanfaat .


Jurnal Makalah farmakologi obat analgesik, kardiovaskuler, anastesi, opioid

Jurnal Makalah farmakologi obat analgesik, kardiovaskuler, anastesi, opioid

Jurnal Makalah farmakologi obat analgesik, kardiovaskuler, anastesi, opioid.  Obat yang ada saat ini masih jauh dari ideal. Tidak ada obat yang memenuhi semua kriteria obat ideal, tidak ada obat yang aman, semua obat menimbulkan efek samping, respon terhadap obat sulit diprediksi dan mungkin berubah sesuai dengan hasil interaksi obat, dan banyak obat yang mahal, tidak stabil, dan sulit diberikan. Karena banyak obat tidak ideal, semua anggota tim kesehatan harus berlatih |care| untuk meningkatkan efek terapeutik dan meminimalkan kemungkinan bahaya yang ditimbulkan obat.

Sebagai salah satu dari tim medis perawat seyogyanya telah paham betul akan pemanfaatan obat yang bertujuan memberikan manfaat maksimal dengan tujuan minimal. Dan berikut ini adalah peran perawat dalam pengobatan :
  1. Mengkaji kondisi pasien
  2. Sebagai pemberi layanan askep, dalam pemberian obat.
  3. Mengobservasi kerja obat dan efek samping obat.
  4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang indikasi obat dan cara penggunaannya.
  5. Sebagai advokat atau melindungi klien dari pengobatan yang tidak tepat.
Lebih Lengkapnya silahkan Di Download , di atas tersebut hanya Latara Belakangnya saja.

cara penggunaan obat pada penderita gangguan ginjal

Cara Penggunaan Obat pada Penderita Gangguan Ginjal

Cars Penggunaan Obat pada Penderita Gangguan Ginjal 

|Jurnal Farmakologi|. Kemunduran fungsi ginjal merupakan satu dari tiga faktor yang sering diabaikan oleh klinisi yang dapat mengakibatkan “prescribing error”, sehingga pada kasus tertentu diperlukan penyesuaian dosis. Penilaian fungsi ginjal tidak cukup hanya dengan mengukur kadar creatinin serum, akan tetapi banyak para klinisi melupakan untuk mengukur clearens creatinin (parameter yang mempengaruhi kadar obat dalam darah. 
Mekanisme Ekskresi Obat Melalui Ginjal 
 
- Filtration and concentration
- Glomerular filtration 
- Turbular reabsorption          
 - Active secretion 

Untuk Detailnya silahkan di download